****....Berbagi sebisanya...terima kasih atas kunjungannya...semoga bermanfaat....****

Sabtu, 01 Desember 2012

UJI PUBLIK KURIKULUM 2013

Draf kurikulum 2013 sudah dipublikasikan untuk dikritisi. Sebagai insan pendidikan tentu kabar ini menjadi kabar yang "ngetrend" sebagai hadiah HUT Guru yang jatuh pada bulan Nopember ini. Niat baik belum tentu disambut baik, niat baik belum tentu implementasinya juga baik. Sudah banyak yang memberi komentar, ada yang pro banyak pula yang masih mempertanyakan dampak terutama bagi guru. Tidak bisa dipungkiri suksesnya pendidikan tidak lepas dari peran profesionalisme guru.Untuk jenjang SMP dengan diintegrasikannya TIK dengan seluruh mapel dan mulok dengan seni budaya, Penjas Orkes serta Prakarya, menjadi jumlah mata pelajaran berkurang dari 12 menjadi 10.

Dampak terhadap siswa mungkin tidak begitu terasa tetapi bagi guru tentunya menjadikan ke"galau"an. Kebijakan guru bersertifikasi harus mengajar 24 JP dan tidak boleh mengajar di dua mapel yang berbeda baru saja diterapkan dengan susah payah karena ketidak seimbangan jumlah guru dengan kebutuhan jam mengajar, kini problem itu mungkin akan terjadi lagi. Akibat perubahan jam yang lumayan fantasitis. Saat ini jika terjadi mutasi kepala sekolah saja sudah mengakibatkan ketidak setabilan proses belajar mengajar apabila mapel kepala sekolah lama dengan yang baru tidak sama.
Dalam uji publik ini mungkin perlu dicermati nantinya silabus untuk mapel yang mengalami perubahan jam. Seandainya mulok terintegrasi dengan Seni Budaya dengan durasi 3 JP, sebelumnya jika dua mapel tersebut terpisah adalah masing - masing 2 JP, sehingga ini menjadi berkurang 1 JP. Belum lagi dengan ditetapkannya Bahasa Jawa menjadi Mulok Wajib dipropinsi Jawa Tengah dan DIY, yang otomatis akan menjadi guru bahasa Jawa yang telah bersertifikasi menjadi tanda tanya. Tahun depan saya mengajar apa ?
Perlu dicatat pula bahwa KTSP yang sedang berlaku saat ini memberikan kelonggaran bagi sekolah untuk menambah jam pelajaran sebanyak 4 JP sehingga pada KTSP memungkinkan guru keterampilan mengajar sesuai dengan jenis keterampilan masing - masing melalui mapel Muatan Lokal dan bukan Mapel Keterampilan dengan menggunakan silabus yang disusun oleh masing - masing sekolah.
Sekarang setelah menjadi 38 JP per minggu dan tidak ada celah untuk menambah jam pelajaran lagi maka guru keterampilan tinggal berharap pada mapel Prakarya sebagai mapel baru dikurikulum 2013. Timbul pertanyaan "Seperti apakah model silabus mapel Prakarya yang akan digunakan ?"
Sebagai gambaran silabus Mapel Keterampilan yang ada dalam KTSP sesungguhnya sangat sulit diterapkan di sekolah sehingga sekolah lebih memilih mapel TIK. Belum lagi masalah sertifikasi. Panitia PLPG tahun 2012 tidak mengakomodir mapel Keterampilan sehingga harus mengelompokkan guru keterampilan sesuai dengan rumpun masing - masing, keterampilan Elektronika, Tata Boga, Tata Busana dan lain - lain. Oleh karenanya mapel prakarya sebagai mapel muatan lokal menurut hemat saya sebaiknya pembuatan silabusnya diserahkan kepada sekolah masing - masing dikordinir oleh Dinas Kabupaten c.q. MGMP Kabupaten.
Anda ingin berkomentar diruang uji publik kurikulum 2013 ? Silahkan klik disini.

1 komentar:

  1. Pemusnahan mapel TIK makin memberi gambaran nyata bahwa generasi penerus bangsa kita semakin diarahkan menjadi "budak pengguna teknologi" dari bangsa barat, bukan "pencipta teknologi" kedepan. Penguasa kebijakan negara kita sesungguhnya sibuk dengan konsep "bagaimana menggunakan" TIK secara maksimal dalam semua aspek kehidupan melalui konsep pembelajaran. Padahal teknologi terus berkembang, bayangkan bagaimana makin sibuknya nanti. Mapel TIK seharusnya semakin dikembangkan ke arah yang lebih cerdas, dengan titik arah yang jelas, motivatif, kreatif dan aplikatif. Sesungguhnya TIK bukan hanya mengajarkan menu dan icon pada program aplikasi seperti selama ini yang kita lihat di jenjang SMP, namun semestinya disempurnakan dan dikembangkan untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki kedewasaan moral dalam menghadapi derasnya perkembangan teknologi, memiliki kebijakan teknologi, terampil, dan membangun filosofi diri. Seharusnya TIK malah disempurnakan menjadi perintis misi generasi penerus yang mau "menciptakan" terobosan teknologi baru, bukan hanya sekedar "pengguna" seperti selama ini. Jadi kesimpulannya, kurikulum baru ini adalah produk yang "kreatif" dan efektif, namun kurang dewasa dan tidak punya misi filosofis.. Generasi penerus kita ditempatkan pada level rendah yang hanya disibukkan untuk mendayagunakan teknologi, bukannya membangun misi kedepan sebagai pencipta teknologi yang lebih inovatif dari pada majikan kita sekarang (bangsa barat). Kita akan selamanya menjadi budak teknologi bangsa barat..

    BalasHapus